Bila jiwa sudah buta dan mati

Share it Please
Pemberian orang walaupun tidak seberapa engkau kenang sampai mati
Engkau kenang dan ingat sepanjang masa
Engkau malu dengannya dan hormat kepadanya
Lebih-lebih lagi engkau hormat orangnya bila bertemu dengannya
Pemberian orang bukanlah selalu Tidak juga kekal abadi pemberiannya
Nilainya pun bukanlah berharga sangat
Itu pun kita puji-puji dia selalu
Selalu kita ingat kepadanya
Sering sahaja kita bercerita tentangnya di hadapan manusia
Sikap ini baguslah menunjukkan engkau mengenang budi dan jasa
Tapi aku hairan Tuhan yang banyak memberi dan jasa
Engkau lupakan begitu sahaja
Padahal nikmat dan pemberian Tuhan setiap detik dan masa tidak henti-hentinya
Nikmatnya yang berbagai-bagai bentuknya pula Kita minta atau tidak minta diberi-Nya kepada kita setiap masa
Oksigen sahaja pun sudah terlalu mahal dan besar kita rasa
Betapa pulalah lain-lain nikmat yang tidak terhingga banyaknya
Yang diberi kepada kita setiap detik pula
Belum lagi nikmat yang kita minta memanglah
Dia suruh kita meminta
Mungkin akan diberi-Nya kepada kita selagi kita hidup
Mengapa nikmat Tuhan yang diberi-Nya kepada kita, tidak terasa?
Mengapa kita tidak terasa malu kepada-Nya?
Mengapa kita tidak memberi suka menyebut-nyebutnya?
Betapa pula hendak hormat dan membesar-besarkan-Nya?
Apa dan mengapa menghalang kita menyebut-Nya dan bersyukur kepada-Nya?
Memanglah kita ini sudah buta hati dan mati jiwa
Nikmat Tuhan yang sudah begitu banyak sudah tidak terasa
 

No comments:

Post a Comment